Senin, 19 Maret 2012

pakan untuk hewan

Ransum sapi sebaiknya disusun berdasarkan status sapi, kebutuhannya, dan terdiri dari berbagai bahan pakan agar saling melengkapi satu sama lain. Ransum sapi yang baik adalah ransum yang seimbang, yaitu ransum yang mengandung semua zat nutrien (jumlah dan macam nutriennya) dan perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sapi selama 24 jam sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak.
Pakan yang dikonsumsi oleh sapi digunakan untuk pokok hidup dan produksi. Penggunaan pokok hidup antara lain untuk menggantikan sel rusak, basal metabolisme, dan regulasi suhu tubuh. Sementara produksi pada sapi potong digunakan untuk pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi. Berikut disajikan formulasi ransumdari beberapa status sapi potong.
1.Pedet sapihan
Pedet akan disapih setelah umurnya mencapai bulan ke-7 (205 hari). Pada saat ini pedet diharapkan mampu mengonsumsi dan memanfaatkan pakan kasar dengan baik sampai dengan umur 12 bulan. Formulasi ransum yang disajikan disusun berdasarkan target PBBH>0,6 kg/ekor/hari. Bobot badan pedet berkisar 150 – 175 kg. Berdasarkan kondisi tersebut, fomulasi ransum yang bisa diberikan pada pedet tersebut berupa campuran 2 – 3 kg konsentrat komersial/dedak padi kualitas baik, 3 kg kulit singkong, 3 – 4 kg rumput segar, dan 1 – 2 kg jerami padi kering.
2.Sapi dara
Sapi dara adalah sapi yang akan dijadikan induk atau bakalan untuk digemukan. Sapi ini memiliki bobot badan 300 kg dengan kenaikan berat badan 500 g/hari. Formulasi ransum yang bisa diberikan bisa terdiri dari campuran 6,67 kg jerami padi, 2,44 kg dedak halus, dan 1,22 kg bungkil kelapa.
3.Sapi bunting tua
Sapi bunting membutuhkan energi yang tinggi dalam ransumnya. Oleh karenanya biasanya peternak menerapkan flusing, yaitu menambahkan kadar energi dalam pakan sapi bunting, terutama ketika akan melahirkan. Tujuannya adalah agar ketika melahirkan, sapi memiliki cukup energi untuk merejang. Sapi bunting tua dengan bopbot badan 325 – 350 kg bisa diberi ransum yang terdiri dari campuran 2 – 3 kg konsentrat komersial/dedak padi kualitas baik, 4 – 6 kg tumpi jagung, 1 kg kulit kopi, 3 – 4 kg rumput segar, dan 4 – 5 kg jerami padi kering.
4.Sapi menyusui
Sapi menyusui akan menghasilkan susu yang dikonsumsi oleh pedet. Pedet akan menyusu hingga umurnya mencapa 7 bulan. Selama itu, induk harus diberi pakan dengan kandungan nutrisi yang bagus. Sapi menyusui dengan bobot badan 300 kg dapat diberi ransum yang terdiri dari campuran 4 – 7 kg konsentrat komersial/dedak padi kualitas baik, 6 kg tumpi jagung, 4 kg rumput segar, dan 5 kg jerami padi kering yang diberikan secara ad-libitum. Sementara induk menyusuidengan berat badan 350 kg bisa diberikan ransum yang terdiri dari campuran 33,33 kg rumput gajah, 1,28 kg bungkil kelapa, 283 g tetes, dan 0,0036 g urea.
5.Sapi jantan
Sapi jantan bisa digunakan sebagai bakalan untuk digemukan atau untuk calon pejantan. Dengan bobot badan 300 kg dan kenaikan berat badan 1 kg/hari, sapi jantan bisa diberi ransum yang terdiri dari campuran 3,12 kg jerami padi, 3,64 kg dedak halus, 1,67 kg bungkil kelapa, 1,42 kg gaplek, dan 712,9 g tetes.
Sumber gambar :
dedakkita.blogspot.com
ternakonline.wordpress.com
wongkebon.wordpress.com

perjalanan sperma

PERJALANAN SPERMA

Sebelumnya kita bedakan dulu antara sperma dan cairan sperma. Sperma adalah bibit yang nantinya akan bertemu dengan sel telur (ovum) yang akhirnya membentuk individu baru. Sedangkan cairan sperma biasa disebut semen, adalah cairan yang menjadi medium atau penghantar sperma. Semen biasanya berwarna putih kental seperti susu.
Sperma diproduksi oleh tubuh dalam kantung sperma atau skrotum di dalam tulubus seminiferus akibat dari rangsangan hormon gonadotropin hipofisis anterior. Produksi dari sperma ini dimulai kira-kira pada usia 13 tahun pada saat pubertas, dan berlangsung terus sepanjang hidup.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terus menerus memperbanyak diri melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Sperma-sperma ini dialirkan melalui saluran sperma melalui berbagai tempat yang ikut menentukan bentuk dari sperma itu sendiri. Semen terdiri atas cairan yang berasal dari; vas deferens (kira-kira 10% dari keseluruhan sperma), cairan dari vestikula seminalis (kira-kira 60%), cairan dari kelenjar prostat (kira-kira 30%), dan sejumlah kecil cairan dari dari kelenjar mukosa. Cairan prostat membuat semen terlihat seperti susu, sementara cairan dari vestikula seminalis dan dari kelenjar mukosa membuat semen menjadi agak kental.
Sperma sendiri diproduksi di testis, kemudian sperma akan menuju bagian atas testis yang disebut epididymis, yaitu tempat dimana sperma akan memperoleh nutrisi yang diperlukan & menjadi matang serta siap untuk dikeluarkan. Pada saat akan dikeluarkan, sperma akan bergerak melalui vas deferens dari masing-masing testis ke belakang kandung kemih, kemudian bergabung dengan seminal vesicle yang berfungsi mengeluarkan air mani. Campuran cairan ini kemudian dialirkan melalui ejaculatory ducts yang terdapat didalam kelenjar prostat, untuk kemudian dihubungkan dengan saluran urethra yang akan mengeluarkan cairan tersebut pada saat terjadi ejakulasi. Pada saat cairan sperma & air mani berada di ejaculatory ducts, kelenjar prostat juga akan mengeluarkan cairan yang berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang menjaga supaya sperma dapat tetap hidup di daerah vagina yang bersifat asam.
Semen yang dikeluarkan dalam setiap ejakulasi ketika koitus (berhubungan badan) rata-rata 3,5 mililiter, dan setiap mililiter mengandung rata-rata 120 juta sperma, bahkan pada orang "normal" jumlahnya bervarisasi dari 35 juta sampai 200 juta. Hal ini berarti rata-rata total dalam setiap ejakulasi terdapat 400 juta sperma. Orang yang mandul (infertil) biasanya dalam setiap ejakulasi sperman yang dikeluarkan di bawah 20 juta. Sehingga, walaupun hanya satu sperma yang diperlukan untuk membuahi ovum, dengan alasan yang belum dimengerti benar, ejakulasi biasanya harus mengandung jumlah sperma yang amat banyak untuk paling tidak satu diantaranya membuahi ovum.
Walau sperma dapat hidup dalam tubuh selama beberapa minggu, sperma yang diejakulasi ke dalam semen, jangka waktu hidup sperma hayan 24 sampai 48 jam pada suhu tubuh. Akan tetapi, pada suhu yang lebih rendah, semen dapat disimpan untuk beberapa minggu; dan ketika dibekukan pada suhu di bawah 100OC, sperma dapat disimpan bertahun-tahun.















Perjalanan sperma kedalam tubuh betina
Saat ovulasi : pada sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi, sebuah sel telur matang keluar dari folikel di dalam ovarium dan berjalan ke dalam saluran telur (Tuba Fallopi).

Perjalanan Sperma : Pada saat ejakulasi, sperma mengalir melewati leher rahim (serviks) dan ke dalam rahim (uterus) untuk memulai perjalanan menuju sel telur.


Sperma berjalan di dalam saluran telur : Saluran telur memiliki permukaan yang tertutupi penjuluran halus yang membantu sperma berjalan menuju sel telur.


Pembuahan sel telur : Sperma yang bertahan mengelilingi sel telur, meleaskan enzim-enzim untuk mengurai lapisan luar sel telur. Satu sperma berhasil menembus sel teur.


Pembelahan sel : pada sekitar empat hari setelah konsepsi, sel telur yang telah dibuahi membelah berkali-kali dan membentuk sekelompk sel yang disebut morula.


Implantasi di dalam rahim : kumpulan sel yang terdiri atas sekitar 100 sel, kini disebut blastokista, menembus permukaan rahim dan embrio mulai terbentuk.

Dari Konsepsi Sampai Implantasi
Sel yang telah dibuahi yang berasal dari penyatuan sel telur dan sperma disebut zigot. Zigot ini membelah menjadi dua sel yang identik dan terus membelah seraya menuruni saluran telur (tuba fallopi) sampai membentuk sekelompok sel yang dikenal sebagai morula. Ketika mencapai rahim (uterus), sel ini membentuk sekelompok sel yang terdiri dari sekitar 100 sel, disebut blastokista. Sekitar 1 minggu setelah pembuahan, blastokista menempel di permukaan rahim, yaitu endometrium. Pada titik ini kehamilan bisa dpastikan. Blastokista berkembang menjadi embrio dan lasenta kemudian terbentuk. Hormon gonadotropin korionik manusia (human chorionic gonadotrophin, hCG) dilepaskan; hCG akan merangsang produksi progesteron, yang dapat mempertahankan permukaan rahim.

Perjalanan menuju rahim (uterus) : sejak sel telur dibuahi di dalam saluran telur sampai penanaman blastokista dalam permukaan rahim membuuthkan waktu sekitar 7 hari.










Farhan Abdul Hasan
1009005057